Tuesday 14 August 2012

Apa Beda Gorden dan Obeng Dimata Laki-Laki?

presepsi_pria

Sudah jelas kalau laki-laki itu melihat dan berpikir dengan cara yang berbeda dengan wanita. Contoh sederhana adalah cerita ini, yang diangkat dari kisah nyata kehidupan penulis.

Suatu saat setelah tidak pulang selama beberapa minggu, saya balik lagi kerumah tercinta. Seperti biasa begitu sampai rumah, ruangan yang pertama kali dituju adalah daerah paling private nomer dua setelah WC, yap kamar tidur tercinta. Buka pintu, taruh tas, hidupin lampu dan sejak itu mulai merasa aneh. Bukan, bukan karena ada tuyul dipojokan, bukan pula karena ada kuntilanak yang melayang dengan lokasi seperti biasa tetap dipojokan. (Ngomong-ngomong kenapa yang serem-serem itu harus dipojokan?). Bukan, bukan hal mistis macam itu, kalo itu sih sudah terlalu biasa, tapi sesuatu yang lain, sesuatu yang seharusnya tidak saya lewatkan begitu saja, tapi masih saja lewat. Merasa ada yang berubah, saya mulai mencari, mencari dan terus mencari. Ok akan saya persingkat, kalau Anda cukup pintar, minim baca ini sambil berdiri bukannya jongkok, jadi IQnya tidak ikut jongkok, pasti sudah bisa menduga apa yang berubah itu. Masalahnya adalah, saya butuh waktu lama untuk sadar dan menemukan yang berubah itu. Perlu diingat saya mengendap di kamar itu sudah bertahun-tahun, kalau dimisalkan jamur pasti sudah lumutan, hmmm kebalik maksud saya, kalo dimisalkan lumut pasti sudah jamuran :D. Jadi terlepas dari apakah saya jamur atau lumut, sudah seharusnya saya itu hafal setiap jengkal bagian kamar saya yang memang cuma sejengkal ini. Owh tapi ternyata saya salah, setelah berada di dalam kamar dan sesekali diliputi perasaan aneh tentang sesuatu yang berubah itu. “Sesuatu” yang sudah bisa Anda tebak. Saya yakin Anda sudah tau yang saya maksud dengan “sesuatu” itu kan?? Karena hanya mereka yang yang ber IQ jongkok yang bakal menebak salah. Mereka yang ber IQ normal, apalagi genius seperti saya, pasti bisa menebak dengan mudah “sesuatu” yang saya maksud itu. “Sesuatu” yang saya maksud itu sudah pasti bukan “sesuatu yang ada di hatimu”, bukan pula syahrini apalagi ashanti, gak mungkin ashanti ada dikamar saya kan? Ya jelas gak mungkin lah, yang mungkin ada di kamar saya itu ya adek gisel OVJ itu :D.

OK kembali ke syahrini alias si “sesuatu.” Kalau Anda menganggap sesuatu yang saya maksud itu adalah korden, yap selamat Anda salah besar!!!. Sudahlah tak perlu shock apalagi berkecil hati menerima kenyataan bahwa ternyata Anda ber IQ jongkok, saya yakin banyak kok yang bernasib seperti Anda. Tak perlu marah dan menyangkal, lupakan hasil test IQ yang dulu pernah Anda lakukan, terimalah kenyataan bahwa Anda tak sepintar yang Anda pikir. Baik kalau Anda penasaran apa yang saya maksud dengan sesuatu itu, saya akan menjawabnya, sesuatu itu adalah..... *suara soundtrak musik terdengar Jreng..jreng...jreng*, OK sekali lagi biar mirip pengumuman eliminasi di indonesia Idol, saya ulangi kalimat ini sampai seratus kali. Yang saya maksud dengan sesuatu itu adalah.....*Jreng...jreng..jreng*, jadi sesuatu itu adalah......*jreng...jreng.,,,jreng*, OK kita lanjutkan setelah iklan-iklan berikut ini... wooo sabar jangan teken tombol close dulu, jangan!. Janji sekarang saya akan menjawabnya, “sesuatu” yang saya maksud adalah Gorden saudara-saudaraku yang sabar.

Serentak dari kejauhan terdengar riuhan suara protes “oeee bukannya saya sudah jawab korden, kenapa dibilang salah??!!!”

“Karena memang bukan korden, tapi gorden. Lihat saja ke KKBI, tidak ada kata dasar korden, yang ada adalah GORDEN. Ingat itu.!!!”

Huuuuuuu.... lemparan sandal dan tomat mulai diarahkan kemuka saya.

Sebelum Anda melakukan pelampiasan emosi yang serupa, dengan cara melemparkan sandal dan tomat ke monitor, saya akan jelaskan. Intinya, saya yang telah hidup di kamar itu selama bertahun-tahun, membutuhkan waktu 6 jam untuk sadar kalau gorden kamar telah diganti, bayangkan 6 jam kemudian!!!. Itupun gara2, gorden lama tidak dilepas, tapi ditaruh dibelakang gorden baru. Seandainya gorden lama dilepas, mungkin selama seumur hidup saya tidak akan pernah tau kalau gorden lama yang berwarna coklat telah tergusur oleh gorden baru berwarna pink. << serius, gorden yang baru warnanya merah jambu. L

Untunglah saya tak perlu berkecil hati, karena ternyata, yah beginilah laki-laki. Saya tak sendiri. Kami kaum laki-laki memang begini, memiliki kelemahan untuk mengenali segala yang berkenaan estetika, kecuali estetika perempuan.

Hal ini bakal beda jauh seandainya yang berubah adalah obeng. Anggap saja di meja kamar terdapat 2 ekor obeng, kemudian pindahkan saja satu obeng dari meja itu. Pasti tak sampai beberapa menit di dalam kamar, laki-laki langsung histeris. Sambil menggenggam obeng laki laki akan berteriak,

“MANA OBENG SAYA??? MANAAA!!!!”

“Lah itu yang dipegang apa?”

“INI OBENG BINTANG, SIAPA YANG MINDAH OBENG MINUS SAYA, SIAPA???!!!

Karena tidak dijawab, laki-laki itu semakin marah, kemudian tubuhnya mulai menjadi hijau, semakin marah, maka ia semakin hijau dan semakin besar, dan besar dan besar dan hijau dan....., sudah-sudah kenapa saya jadi ngomongin Hulk.

Atau kalo bukan obeng, anggap saja seorang laki-laki begitu masuk kamar langsung menghidupkan komputer, gak sampai 5 detik seorang laki-laki pasti sadar kalau ada yang berubah.

Sambil berkacak pinggang, menuding laptop, laki-laki berteriak.

“SIAPA YANG MENGHAPUS SHORTCUT GAME SAYA??? SIAPA!!!”

“........” hening tak ada yang mengaku.

“GRRRR SIAPA!!! AYO NGAKUUU!!!!”

Laki-laki itu semakin marah, kemudian tubuhnya membesar, semakin besar dan menghijau. Monster hijau mengamuk di kota, lalu muncullah tank dan helicopter menembaki monster hijau itu dan....., cerita berikutnya silahkan dilanjut sendiri, karena saya yakin Anda sudah pada tau.

Seperti biasa untuk bagian penutup.

Jadi pesan moral dari cerita ini adalah: Wahai kaum hawa apabila suatu saat nanti Anda merombak total isi rumah, mulai dari ngecat pager, ngecat tembok sampai ngecat lantai, janganlah menangis ketika kami mengomentari usaha Anda hanya dengan sebuah pertanyaan singkat, “obengnya mana?”

No comments:

Post a Comment